Doa Ibu jadi kunci Prima raih medali emas di SEA Games 2017
SeputarIndo24 - Sosok ibu menjadi hal yang vital bagi Prima Wisnu Wardhana, peraih emas SEA games 2017 di nomor compound individu putra 50 meter. Nurhayani merupakan sosok yang terus menyemangati Prima sejak awal belajar memanah, hingga akhirnya mampu berprestasi di kancah internasional.
"Prima kenal olahraga memanah sejak tahun 2007 waktu itu dia masih SD kelas 5. Awalnya, Prima suka sepak bola dan taekwondo tetapi saya kasihan karena sering luka kalau pas latihan," ujar Nurhayati, Senin (28/8).
Nurhayati menuturkan kebetulan saat itu SD Puro Pakualaman, tempat Prima bersekolah mendapatkan bantuan 10 alat memanah. Alat itu kemudian dipakai oleh Prima berlatih. Bahkan dengan panah itu, Prima sempat menjadi juara 2 saat bermain di kejuaraan memanah Blora Open.
Melihat prestasi Prima, Nurhayati pun mantap untuk menyuruh Prima memilih panahan. Terlebih lagi, Nurhayati juga sempat menggeluti olahraga memanah dan sempat dilatih oleh Pakualam VIII.
Saat Prima dikarantina di Pelatnas, Nurhayati pun kerap berkomunikasi dengan Prima. Hanya saat Prima bertanding di SEA games Nurhayati memilih untuk tak berkomunikasi dengan Prima. Sebab saat itu Nurhayati harus dirawat di rumah sakit. Agar tak mengganggu konsentrasi Prima, Nurhayati pun memilih merahasiakan sakitnya pada Prima.
"Saya tidak mau mengganggu konsentrasi Prima. Dia sedang bertanding jadi saya tidak mampu mengganggu. Saya cuma berdoa agar Prima meraih medali. Komunikasi akhirnya Prima dengan bapaknya. Setiap hari berkomunikasi dan selalu menanyakan kabar saya. Sempat mau menelpon saya tapi tidak diizinkan bapaknya karena kondisi saya sedang turun," ungkap Nurhayati.
Sebelum Prima turun bertanding, Nurhayati pun sempat memimpikan Prima. Nurhayati menceritakan bahwa dia bermimpi didatangi Prima di kamarnya. Saat itu Prima nampak tak bersemangat dan putus asa. Kemudian di mimpi itu, Nurhayati sempat mengelus-elus kepala Prima sembari berucap bahwa Prima akan meraih juara satu di Seagames 2017.
"Ternyata benar, anak saya juara satu," jelas Nurhayati.
Prima pun membenarkan bahwa kondisinya saat sebelum bertanding memang sedang tidak baik. Saat itu, dalam sesi latihan resmi, bidikan Prima kerap meleset. Prima pun sempat putus asa dan tak yakin.
"Waktu itu feeling bidikan saya jelek. Di sesi latihan saya habiskan tapi tetap tidak maksimal. Saya bahkan sempat bertanya ke senior tentang kondisi saya. Bahkan saya sampai tidak bisa tidur karena saat latihan resmi, jelek hasilnya," kenang Prima.
Sebagai wujud syukur atas kemenangannya, setibanya di rumah, orang yang pertama kali dicari adalah Nurhayati. Medali emas yang diraih Prima pun langsung dikalungkan ke sang ibu yang sedang duduk di atas kursi roda. RupiahQQ
Post a Comment