Comments

www.rupiahqq.net

ISIS paksa bocah eksekusi tahanan atau bakal dibunuh

SeputarIndo24  -  Berbagai pengakuan soal kekejaman kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) beserta seluruh ideologinya seolah tidak habis-habis. Dalam keadaan yang semakin terjepit, sejumlah orang yang kecewa dengan ISIS dan para pengungsi membeberkan bagaimana tindak-tanduk militan ekstrem itu, khususnya terhadap anak-anak.

Dilansir dari laman news.com.au, Rabu (12/7), beberapa bocah pengungsi mau berbagi kisah tentang bagaimana mengerikannya hidup di bawah dan bersama kelompok ISIS. Ketiga anak itu adalah Hadya (11), dan kedua adiknya, Fadi (9) dan Shadi (5). Mereka disekap oleh gerombolan ISIS selama dua tahun. Mereka diwawancara di lokasi pengungsian di Irak.

Hadya yang perempuan dan sulung tanpa ragu memulai cerita. Dia mengisahkan bagaimana menakutkannya ketika dipaksa menjadi algojo buat menghabisi seorang lelaki tahanan ISIS bersama kedua adiknya. Hanya saja, Hadya dan adik pertamanya secara lancar mengungkapkan apa yang mereka alami. Sedangkan Shadi lebih banyak diam.

"Dia (anggota ISIS) datang dan memerintahkan, 'Kamu (Hadya) potong kakinya, kamu (Fadi) tebas tangannya, dan kamu (Shadi) sabet wajahnya. Kalau tidak mau, saya akan culik dan bunuh kalian'," kata Hadya.

Hadya dan kedua adiknya tidak bisa mengelak. Mereka mengaku diliputi rasa takut yang amat sangat. Mereka akhirnya terpaksa menyanggupi permintaan anggota ISIS itu. Kemudian, masing-masing mereka diberi sebuah parang. Mereka kemudian melakukan tugas sudah diperintahkan saat tahanan itu masih bernapas.

"Tahanan itu meninggal setelah Shadi menghujamkan parang tepat di matanya," kata Hadya.

Menurut Fadi, Shadi juga sempat hampir mencelakakan adik perempuan paling kecilnya. Dia menceritakan, Shadi suatu waktu memegang pisau dan tangan lainnya memegang kepala si bungsu. Beruntung ibunya memergoki.

"Waktu ibu tanya, 'Kamu sedang apa dengan pisau itu?' Shadi menjawab, 'Saya mau menebas lehernya, dia milik saya'," kata Fadi.

Tidak sampai di situ, Shadi juga dikabarkan sempat membakar tenda pengungsian. Padahal adiknya masih terlelap di dalamnya.

"Dia bilang, 'Kita bakar tempat ini, seperti kata ISIS'," ujar Fadi.

Seorang bocah pernah bergabung menjadi tentara anak-anak ISIS, Ayad (12), mau berbagi cerita tentang pelatihan menjadi pejihad. Menurut dia, saban hari mereka bangun pagi kemudian Salat Subuh, lantas membaca Alquran. Setelah itu, mereka belajar merakit bom.

"Kata mereka, kalau kita lengah langsung tewas. Jika kami salah, mereka memecut kami dengan kabel. Mereka menembakkan senjata dekat kaki kami supaya kami berlari lebih cepat," kata Ayad.

Mereka kini harus mendapat bimbingan kejiwaan. Sebab, jika tidak hal itu bakal mempengaruhi pertumbuhan.

Tidak ada komentar