Comments

www.rupiahqq.net

SPG KOSMETIK

SeputarIndo24  -  Sinta benar benar wanita yang seksi sekali, badannya tidak terlalu tinggi, tetapi kulitnya putih dan montok. Keberaniannya untuk memakai rok mini membuat saya selalu ingin mengetahui apa yang ada dibalik roknya yang sangat minim itu.

Namun semuanya hanya menjadi lamunan saya saja, karena selama ini kami hanya bertegur sapa dijalan saja. Namun saat ini, ketika isteri saya tidak dirumah dan keadaan benar benar sepi, keberanian saya mendadak muncul. Saat itu Sinta yang sudah berjalan agak jauh melewati rumah saya, saya kejar dan saya panggil, dia menoleh.

Mulanya dia agak ragu, namun ketika saya memanggilnya lagi, ia segera kembali dan mendatangi saya.

Didepan pintu pagar ia bertanya sopan, “Ada apa om, kok tumben manggil”

Saya hanya tersenyum dan membalasnya, “kamu mau masuk kerja ya, kok udah rapi jam berapa sih masuknya? Mampir dulu dong”

Saat itu memang dia sudah sangat rapi dan cantik sekali, wajahnya yang putih tidak terlalu kena make up namun justru memancarkan keseksiannya sebagai akibat dari rok mini serta blouse yang dipakainya. Dia tersenyum dan mengatakan kalau memang dia berangkat agak pagi karena mau mampir ke rumah temannya untuk suatu keperluan. Saya mempersilahkan dia masuk dan dia menurut saja.

“Ibu dimana? Kok sepi?” tanya Sinta.

“Lagi ke luar kota” jawab saya ringan.

Saya lihat dia hanya mengangguk-angguk saja, saya giring dia duduk diteras samping rumah saya yang lebar dan rimbun itu.

“Kita duduk disini aja ya, biar santai, sambil saya ganti pakaian dulu” kata saya.

Dia segera duduk di sofa sambil tangannya meraih majalah yang ada disitu. Saya jadi agak senang, karena majalah yang diraihnya itu adalah majalah porno yang saya dapat dari luar negeri. Di dalam saya segera mengganti piyama saya dengan kaos dan celana pendek tanpa celana dalam, karena saya berniat memanfaatkan saat ini untuk menikmati keseksiannya.

Ketika saya keluar, saya lihat dia masih asyik memperhatikan majalah porno itu, dari belakang saya perhatikan gambar apa yang menjadi perhatiannya, ternyata gambar seorang wanita yang sedang dijilati nonoknya. Dengan berlagak tidak tahu saya segera duduk didepannya. Sinta tertawa menyeringai sambil berkata,

"Aduh Om majalahnya kok serem sekali ya"

Saya tidak menanggapi, tetapi saya hanya tersenyum saja. Saya membuka omongan dengan menanyakan dimana dia bekerja sebenarnya, lalu produk apa saja yang kira kira bisa saya pakai. Dari omong-omong itu saya tahu kalau dia bekerja di counter kosmetik mahal untuk pria. Dalam sekejap saya sudah menghabiskan uang 800 ribu untuk memesan kosmetik pada dia. Sinta sangat senang karena saya demikian boros membelanjakan uang saya untuk kosmetik itu.

Entah disengaja atau tidak, duduknya mulai tidak rapi sehingga pahanya agak renggang. Saat itu saya sekilas melihat celana dalamnya yang berwarna kuning, kontol saya langsung bergetar karena pemandangan yang sekilas itu. Ketika saya rasakan sudah cukup, saya membuat dia masuk dalam pengaruh saya, saya pun mulai melaksanakan jebakan yang saya rencanakan tadi.

"Sinta, kamu suka berenang nggak?”

Dia menjawab spontan, “Suka sekali Om, kenapa?”

Saya menjawab lagi, “Enggak… Om punya baju renang yang bagus sekali yang Om beli di Amerika, tetapi Tante nggak berani memakainya, kamu mau?”

“Mau saja Om, asalkan tante nggak marah kan?" jawabnya.

Saya segera mengambil pakaian renang yang saya maksudkan itu. Memang saya pernah membeli beberapa baju renang yang seksi dan saya berikan kepada beberapa kenalan saya yang berani memakainya. Saat ini saya masih mempunyai beberapa buah dan saya pilih yang paling seksi buat Sinta. Meskipun pakaian renang ini bukan bikini, tetapi potongannya benar benar akan membuat tubuh yang memakainya jadi menonjolkan keseksiannya.

Ketika saya tunjukkan pada Sinta, matanya berbinar binar sambil berkata,

“Aduh Om bagus sekali ya, tapi ini pasti mahal sekali harganya”

“Biar mahal kalau yang memakai pantas kan jadi tambah bagus. Kalau Sinta nggak keberatan, Om kepengen lihat Sinta pakai pakaian renang ini, mau kan?” rayu saya.

Awalnya Sinta agak ragu ragu mendengar tawaran saya itu, tetapi akhirnya dia bertanya,

“Dimana Sinta bisa ganti Om”. Baca juga cerita sex kubuat gadis idamanku meransang

“Disini saja diruang tamu” saya sengaja menunjuk kedalam ruang tamu saya.

“Om tunggu disini ya” katanya.

Saya hanya mengangguk, dan Sinta masuk keruang tamu saya untuk mencoba pakaian renang itu. Saya menahan diri untuk tidak masuk kedalam melihat Sinta ganti, karena saya kuatir dia lepas dari perangkap saya itu. Dengan hati berdebar-debar saya menunggunya keluar, namun ternyata ia tidak kunjung keluar juga. Tiba-tiba saya dengar Sinta memanggil saya,

“Oom… Om, kesini saja Sinta malu keluar”

Saya dengan tergesa-gesa masuk ke ruang tamu saya. Saya lihat pakaian Sinta bergeletakan dilantai sementara tubuhnya sudah dibalut pakaian renang yang saya berikan itu. Benar-benar pas buat Sinta, buah dadanya yang besar itu menggantung manja dibalik pakaian renang itu dan dari samping sebagian buah dadanya menyembul keluar.

Secara tiba tiba Sinta mengangkat kedua tangannya untuk membetulkan letak rambutnya yang kacau, saat itu saya melihat kerimbunan bulu ketiaknya. Kontol saya langsung ngaceng penuh melihat ketiak Sinta ini, tetapi saya masih coba menahan nafsu saya dulu. Dengan tenang saya tarik ia keluar ruang tamu saya agar keluar ke teras.

"Disini lebih jelas Sinta, kan pakaian renang memakainya diluar ruangan, bukan di dalam"

Ia hanya tertawa tetapi menurut saja ketika saya tarik. Di luar saya biarkan ia berdiri sambil bersandar di tembok sementara mata saya menatap keindahan tubuhnya yang hanya dilapisi pakaian renang itu. Ternyata pakaian renang itu tidak dapat menyembunyikan pentil susu Sinta yang tampak menonjol itu, dan juga potongannya yang berani menyebabkan sebagian bulu kemaluan Sinta yang hitam keriting itu keluar disisi paha tanpa disadari oleh pemiliknya.

Saya tertawa sambil berkata, “Aduh Sinta… bulumu luar biasa ya, sampai keluar semua tuh”

Sinta agak terkejut dan melihat kearah yang saya tunjuk, tangannya berusaha menutupi bagian itu, tetapi saya segera mendekatinya dan saya pegang bahunya sambil bertanya lagi.

“Memangnya lebat ya Sin, kok sampai keluar semua”

"Habis pakaian renangnya seksi sih jadi ya mestinya dicukur sedikit biar nggak keluar semua" jawab Sinta enteng.

"Sudah Sin sana kamu ganti saja dengan pakaianmu sendiri" kata saya.

Kalau tadi saya tidak mengikuti ketika Sinta mencoba pakaian renang, saat ini saya ikut masuk dan menunggunya ganti.

"Lho Om kenapa kok disini? Om keluar dulu dong Sinta mau ganti" katanya manja.

"Sudahlah apa bedanya telanjang dengan pakai pakaian renang ini, toh Om sudah bisa membayangkan dalamnya" kata saya.

Sinta memang berani, sambil menyeringai dia segera melepas pakaian renang itu semuanya sehingga tubuhnya jadi telanjang bulat. Mata saya terbelalak melihat buah dadanya yang montok dan bulu jembutnya yang lebat itu, benar benar diluar ukuran, super lebat dan gondrong. Saya sudah tak tahan lagi, dengan sigap saya berdiri dan mendekati Sinta, saya remas susunya dan saya cium bibirnya.

Sinta hanya pasrah saja, tanpa tunggu komando lagi celana saya langsung saya pelorotkan dan saya suruh Sinta memegang kontol saya. Sinta langsung menggenggamnya dengan halus, saya yang sudah bernafsu segera menarik Sinta pelan-pelan ke sofa sambil tetap berciuman dan Sinta masih menggenggam kontol saya. Ketika saya sudah berhasil duduk disofa, saya suruh Sinta duduk dipangkuan saya dan saya selipkan kontol saya dibibir nonoknya.

Dengan sekali tekan, kontol saya amblas diliang nonok Sinta. Ternyata Sinta memang betul-betul sudah nggak perawan, tetapi nonoknya masih terasa seret, mungkin masih jarang dipakai. Gerakan pantat Sinta cepat sekali naik turun sementara ia mencium dan memeluk saya erat erat. Saya rasakan hangatnya liang nonok Sinta yang masih peret itu, geseran buah dadanya didada saya membuat saya makin bernafsu.

Merasakan ganasnya Sinta yang menduduki kontol saya, saya kuatir kalau saya akan cepat ambrol. Dengan tergesa-gesa saya dorong Sinta sehingga ia berdiri dan terlepaslah kontol saya dari liang nonoknya. Saya mendudukkan dia diatas sofa dan saya angkat kakinya keatas sehingga membuat nonoknya terkuak lebar dengan bibirnya yang berwarna merah muda sudah mulai berkilat oleh lendir dari nonoknya sendiri.

Langsung saja lidah saya menjilati itil Sinta yang membengkak seperti kacang tanah itu. Sinta menggeliat sambil merintih, jembutnya yang lebat saya sisihkan kesamping sehingga lidah saya makin leluasa menyusuri tepi bibir nonok Sinta untuk kemudian saya masukkan ujung lidah saya ke liang nonoknya yang menganga itu. Sinta betul-betul tidak tahan dengan jilatan saya ini, tangannya meremas remas susunya sendiri, sedangkan mulutnya merintih rintih.

Ketika saya lihat lendir nonok Sinta sudah membanjir, saya berdiri untuk segera menyetubuhi Sinta, saat itu tiba-tiba saja Sinta menangkap kontol saya dan langsung dimasukkannya kedalam mulutnya. Dihisapnya kontol saya kuat-kuat.

 Kuluman Sinta tidak terlalu enak, tetapi saya tertegun melihat Sinta yang begitu rakus. Saya memuaskan mata saya dengan pemandangan yang indah sekali, buah dada Sinta berjuntai montok dan kenyal sementara bibirnya yang dipulas lipstik tipis mengulum kontol saya.

Tak tahan dengan semua ini, segera saya cabut kontol saya dari bibir Sinta dan saya dorong Sinta hingga terbaring. Pelan-pelan saya letakkan kontol saya dibibir nonoknya yang berbulu lebat itu, Sinta membantu saya dengan menyibakkan jembutnya serta menguakkan nonoknya. Pelan-pelan saya menusukkan kontol saya untuk merasakan liang nonok Sinta yang hangat itu sampai akhirnya kontol saya mencapai dasar nonok Sinta.

Sinta mengangkat kakinya tinggi-tinggi dan pantatnya mulai diputar kekiri dan berganti kekanan. Saya tidak sempat merojokkan kontol saya, karena goyangan Sinta yang alami membuat saya tidak mampu menahan rasa nikmat yang luar biasa ini.

Saya hanya mampu menghisap pentil susu Sinta sementara air mani saya menyembur keluar oleh empotan dan goyangan Sinta itu. Saya tahu kalau Sinta belum mencapai kepuasan, tetapi saya tidak perduli, yang penting saya puas dan saya sudah membayarnya.

Benar saja, setelah beberapa lama saya terhanyut oleh rasa nikmat yang diberikannya, Sinta segera mendorong saya dan mengatakan kalau dia mau segera pergi, bahkan dia minta ijin pada saya untuk mandi terlebih dahulu.

Saya hanya mengiyakan apa yang diminta Sinta, rasanya saya masih terbius oleh semua ini. Satu kalimat yang saya pesankan pada Sinta, sering seringlah mampir, pasti ada bonus yang menarik untuknya bila selalu membuat saya puas seperti pagi ini.

Tidak ada komentar