Comments

www.rupiahqq.net

ISIS perlahan rekrut warga minoritas Sunni buat memberontak di Iran

SeputarIndo24  -  Perekrutan anggota kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di kalangan kaum minoritas Sunni di Iran terbukti, selepas aksi penyerangan bersenjata dan bom bunuh diri terjadi di Ibu Kota Teheran kemarin. Pemerintah negara itu juga sudah mencium adanya kegiatan menarik warga Iran buat masuk organisasi teror itu sejak tahun lalu.

Pada Juni 2016, kabarnya aparat keamanan Iran menangkap 18 orang diduga merekrut warga Iran buat masuk ISIS melalui aplikasi daring Telegram.

"Mereka yang ditangkap adalah manajer kanal di Telegram. Mereka merekrut ratusan orang melalui aplikasi itu," kata sumber, seperti dilansir dari laman RFERL, Kamis (8/6).

Dari data intelijen Angkatan Darat Iran pada Agustus tahun lalu, ISIS merekrut warga Iran tinggal di Provinsi Kermanshah. Komandan AD Iran, Brigadir Jenderal Ahmad Reza Pourdastan, mengatakan para pencari menarik anggota dari daerah Naft Shahr dan Ghasr-e Shirin.

"Dua anggota ISIS kami tembak mati saat penyergapan. Mereka sudah terlatih menggunakan senjata dan mengenakan rompi bom bunuh diri," kata Pourdastan.

Menteri Intelijen Iran, Mahmud Alavi, menyatakan sampai saat ini sudah mencegah 1500 muda-mudi Iran buat bergabung dengan ISIS. Bahkan beberapa rencana aksi serangan teror di dalam negeri berhasil mereka patahkan.

Belum lama ini, beredar sebuah video menampilkan seorang lelaki mengenakan penutup wajah dan menyandang senapan Kalashnikov mengaku sebagai warga Sunni Iran sekaligus anggota ISIS. Lelaki mengaku bernama Yasser itu mengaku bergabung dengan ISIS melalui aplikasi Telegram.

Yasser mengatakan, kaum minoritas Sunni di Iran akan bangkit dan melawan pemerintah berpaham Syiah. Sejak perang saudara di Suriah meletup, Iran memang mengirim beberapa petinggi militer seniornya membantu pemerintah Presiden Basyar al-Assad memerangi pihak oposisi, yang didukung Turki dan Amerika Serikat. Sedangkan ISIS muncul di tengah-tengah konflik itu dengan rencana mendirikan kekhalifahan dengan paham Salafi. Mereka memandang Iran yang mayoritas Syiah sebagai musuh. Iran juga menyokong pejuang Syiah dan memberi informasi buat militer Irak.

Iran sudah menyatakan bermusuhan dengan ISIS. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khameini menyatakan bakal menghentikan ISIS dengan cara apapun kalau mereka mendekat meski dalam jarak 40 kilometer dari perbatasan.

Keberhasilan ISIS dalam menebar ideologi dan merekrut warga Iran memang belum terlihat. Sebab, sasaran mereka adalah warga Sunni yang merupakan minoritas dan kerap mengalami diskriminasi.

"Salafi dan budaya Persia seperti air dan minyak, enggak bisa bersatu," kata Analis Senior Iran di International Crisis Group, Ali Vaez.

Tidak ada komentar